Tips Jual Beli Saham di Waktu yang Tepat

Saham merupakan instrumen investasi yang membuktikan kepemilikan perorangan atau perusahaan atas aset suatu perusahaan atau perorangan lainnya. Manfaat utama yang akan diterima oleh investor saham adalah pembagian dividen dan selisih harga jual dengan harga beli.

Seorang investor saham harus mempunyai strategi untuk menjual dan membeli saham agar mendapatkan keuntungan. Dilansir dari berbagai sumber, berikut tips menjual dan membeli saham yang tepat.

Untuk mengetahui waktu terbaik untuk membeli saham Anda bisa melakukan dua analisis. Pertama adalah analisis fundamental, analisis ini mengacu pada pendekatan kondisi politik, ekonomi, serta tren usaha. Anda bisa melihatnya melalui laporan keuangan perusahaan atau emiten. Kedua analisis teknikal, analisis ini menggunakan pergerakan pendekatan saham pada rentang waktu tertentu, termasuk harga dan fluktuasi, dan informasi titik tertinggi serta titik terendah.

Dalam melakukan analisis tersebut Anda juga harus memperhatikan dua hal. Pertama, jangan melihat pada harga saham yang paling murah, tetapi harga saham dari perusahaan yang pantas dibeli. Karena percuma jika membeli saham di perusahaan yang punya kinerja buruk, sehingga tidak memberikan keuntungan untuk Anda.

Kedua, Anda harus mengetahui hal-hal saat membeli saham sebuah emitmen, seperti fluktuasi pergerakan IHSG akibat faktor eksternal maupun internal, profil, dan tingkat likuiditas perusahaan, laba dari investasi pemegang saham di perusahaan, tren pasar, penjualan, serta Earning per Share (EPS) Growth.

Agar investasi saham Anda menguntungkan, tentunya perlu strategi khusus saat membeli saham. Berikut 3 strategi membeli saham:

1. Buy if/on Breakout

Membeli saham ketika harga saham naik hingga mencapai resistance (harga tertinggi) atau naik hingga level tertentu.

2. Buy on Weakness

Membeli saham ketika harga saham turun pada level tertentu. Pastikan harga saham aman untuk dibeli pada level tersebut.

3. Buy on Retracement

Membeli saham setelah harga saham mengalami breakout (harga bawah). Pada umumnya, saham yang berhasil melewati kondisi breakout akan langsung melonjak tinggi.

Setelah Anda memahami strategi membeli saham, setelah itu Anda perlu memahami waktu terbaik untuk menjual saham. Waktu yang paling tepat saat menjual saham adalah saat harga saham sedang naik atau biasa disebut profit taking. Namun, jika pada keadaan harga saham sedang turun, Anda bisa menjual saham dengan menetapkan cut loss.

Cut loss merupakan istilah yang digunakan saat menjual saham dengan harga yang lebih rendah dari harga beli sehingga mengalami loss atau kerugian. Langkah ini mampu mencegah kerugian lebih besar akibat harga yang terus merosot. Cut loss sangat dianjurkan oleh para trader dan investor untuk menjaga modal yang dimiliki. Waktu paling baik untuk melakukan cut loss berbeda-beda, tergantung posisi Anda sebagai trader atau investor.

Jika Anda sebagai trader, waktu terbaik untuk melakukan cut loss adalah saat saham yang dipegang terus menerus mengalami penurunan. Sedangkan jika Anda seorang investor (tipe investasi jangka panjang), waktu melakukan cut loss terbaik adalah ketika terjadi perubahan fundamental. Hal itu dapat dilihat dari kinerja fundamental perusahaan. Bila muncul berita buruk mengenai perusahaan atau emiten karena terimbas koreksi IHSG, saat itulah Anda sebaiknya melakukan cut loss.

Terdapat dua acara yang bisa dijadikan acuan menentukan titik cut loss. Pertama berdasarkan harga beli, yakni Anda sudah menetapkan cut loss sebesar 5-7 persen. Cara ini dinilai kurang fleksibel karena tidak mempertimbangkan prospek pergerakan saham nantinya. Kedua berdasarkan titik support, yakni area atau tingkat harga yang diyakini sebagai titik terendah sebuah saham. Dalam hal ini cut loss ditetapkan dengan mempertimbangkan rekomendasi saham harian yang diberikan perusahaan sekuritas. Cara ini dinilai lebih fleksibel karena mengikuti pergerakan saham setiap hari.